Taruhan Judi Online - Pandangan Cak Imin soal Islam dan Politik
Bandar Judi Online - Topbet999.com - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengemukakan analisisnya mengenai sejumlah persoalan faktual yang tengah dialami bangsa, di antaranya, kecenderungan mengerasnya pemahaman agama yang dangkal, kemiskinan, ketidakadilan, dan beragam masalah lainnya.
Politisi yang akrab disapa Cak Imin ini bicara di hadapan para mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah, Rabu (30/8/2017). Cak Imin menyampaikan materi bertajuk 'Membumikan Pancasila dan Islam Rahmatan lil Alamin dalam Sistem dan Lanskap Politik Nasional dan Daerah'.
Cak Imin juga mengangkat kembali perdebatan klasik soal Islam dan politik, dua hal yang semestinya dipisahkan atau menyatu? Menurutnya, jika merunut jejak sejarah Nusantara dan dunia, Islam, dan politik mustahil dipisahkan.
"Sejak kelahirannya, gerakan Islam merupakan entitas yang menjadi bagian dari kekuasaan politik, atau dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaan yang telah ada. Kompromi, persuasi, koalisi, oposisi, konsensus bahkan perang, merupakan bagian integral dalam perkembangan Islam," paparnya.
Maka, lanjut dia, Islam politik janganlah dimaknai sebagai hal yang negatif. Namun Islam politik sama sekali tidak identik dengan fundamentalisme. Ia menawarkan Islam rahmatan lilalamin sebagai konsep dan 'ideologi' Islam politik, yang wajib diturunkan ke dalam program kerja konkret bagi siapa pun yang meyakininya.
"Islam politik adalah Islam rahmatan lil alamin Islam untuk kemanusian,"paparnya
Selanjutnya Cak Imin mengatakan dua hal yang prinsip dalam 'ideologi' Islam rahmatan lil alamin adalah kemanusiaan dan keadilan. Kemanusiaan bermakna rasa belas kasih dan solidaritas kepada siapa pun yang membutuhkan, apa pun latar belakang agama, sosial, dan politiknya. Sementara keadilan bermakna penegakan hukum seadil-adilnya serta pemenuhan hak mendasar rakyat sesuai konstitusi.
"Maka jangan lagi didikotomikan antara Pancasila dan Islam, kebangsaan dengan Islam. Ada dua kata, 'adil' dalam Pancasila dan ada satu kata 'kemanusiaan'. Sudah sejalan secara prinsipil dengan rahmatan lil alamin. Orang-orang yang mendikotomikan Islam dengan Kebangsaan adalah kaum tuna sejarah. Mereka pura-pura lupa bahwa perjuangan kemerdekaan banyak negara Asia Afrika, bahkan negaranya sendiri, adalah kolaborasi solid antara cinta pada Islam dan cinta pada Tanah Air," ungkap Cak Imin.
Politisi yang akrab disapa Cak Imin ini bicara di hadapan para mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah, Rabu (30/8/2017). Cak Imin menyampaikan materi bertajuk 'Membumikan Pancasila dan Islam Rahmatan lil Alamin dalam Sistem dan Lanskap Politik Nasional dan Daerah'.
Cak Imin juga mengangkat kembali perdebatan klasik soal Islam dan politik, dua hal yang semestinya dipisahkan atau menyatu? Menurutnya, jika merunut jejak sejarah Nusantara dan dunia, Islam, dan politik mustahil dipisahkan.
"Sejak kelahirannya, gerakan Islam merupakan entitas yang menjadi bagian dari kekuasaan politik, atau dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaan yang telah ada. Kompromi, persuasi, koalisi, oposisi, konsensus bahkan perang, merupakan bagian integral dalam perkembangan Islam," paparnya.
Maka, lanjut dia, Islam politik janganlah dimaknai sebagai hal yang negatif. Namun Islam politik sama sekali tidak identik dengan fundamentalisme. Ia menawarkan Islam rahmatan lilalamin sebagai konsep dan 'ideologi' Islam politik, yang wajib diturunkan ke dalam program kerja konkret bagi siapa pun yang meyakininya.
"Islam politik adalah Islam rahmatan lil alamin Islam untuk kemanusian,"paparnya
Selanjutnya Cak Imin mengatakan dua hal yang prinsip dalam 'ideologi' Islam rahmatan lil alamin adalah kemanusiaan dan keadilan. Kemanusiaan bermakna rasa belas kasih dan solidaritas kepada siapa pun yang membutuhkan, apa pun latar belakang agama, sosial, dan politiknya. Sementara keadilan bermakna penegakan hukum seadil-adilnya serta pemenuhan hak mendasar rakyat sesuai konstitusi.
"Maka jangan lagi didikotomikan antara Pancasila dan Islam, kebangsaan dengan Islam. Ada dua kata, 'adil' dalam Pancasila dan ada satu kata 'kemanusiaan'. Sudah sejalan secara prinsipil dengan rahmatan lil alamin. Orang-orang yang mendikotomikan Islam dengan Kebangsaan adalah kaum tuna sejarah. Mereka pura-pura lupa bahwa perjuangan kemerdekaan banyak negara Asia Afrika, bahkan negaranya sendiri, adalah kolaborasi solid antara cinta pada Islam dan cinta pada Tanah Air," ungkap Cak Imin.
Ia kemudian menjelaskan bangsa ini berpikir keras menemukan jalan membumikan Pancasila. Harusnya, Pancasila dibumikan bukan dalam ruang hampa, namun dalam lingkup yang saat ini penuh problema.
"Maka, prasyarat dasarnya perlu terus diperbaiki agar upaya membumikan bisa efektif. Pertama, tegakkan hukum dan berikan keadilan. Kedua, penciptaan lapangan kerja dan pemenuhan hak dasar agar rakyat merasa terus punya harapan, harga diri dan pikiran positif. Ketiga, teladan dari para pemimpin. Jika tiga pra syarat dasar ini bisa kita penuhi, membumikan Pancasila menjadi kerja yang lebih sederhana dan lebih mudah," katanya.
Kuliah umum ini dimulai pukul 09.30 WIB dan dibuka oleh Rektor Undip Prof. Yos Johan Utama dan dihadiri jajaran akademisi senior, salah satunya Dekan Fisip Undip, DR Sunarto.
Selain itu, hadir Menristekdikti M. Nasir, Mendes PDTT Eko Sandjojo, Menaker Hanif Dhakiri, dan Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi. Link Alternatif Sbobet

Comments
Post a Comment